Uang Simbol kelemahan dalam Kekuasaan
Dalam dunia politik pasti sangat erat dengan uang dan
kekuasaan. Dewasa ini, penjabat yang bisa di katakan banyak yang bermain uang
dalam kekuasaannya. banyak yang beranggapan kekuasaan bisa di beli dengan uang.
hal ini memang tidak salah, banyak dari kita juga yang sering menjual suara dalam pemilihan umun baik itu dalam pemilihan
presiden bahkan pemilihan kepala desa sekalipun. banyak juga yang beranggapan
seorang penjabat semakin dia banyak mengeluarkan uang kepada rakyat agar
memilihnya maka dia semakin kuat untuk berkuasa. akan tetapi, pernakah kita
berpikir jika semakin seseorang mengeluarkan uang untuk berkuasa semakin ia
lemah dalam berkuasa. kenapa demikian ? saya akan sedikit memberi gambaran. ayah
adalah seorang sosok pemimpin dalam keluarga pada suatu ketika ia memukul
anaknya karena anak tersebut melakukan kesalahan yang tidak disukai oleh
ayahnya dan anak tersebut sudah tidak bisa dikendalikan dengan kata-kata atau
berupa nasehat atau juga larangan. Dari ilustrasi tersebut sang ayah sudah
tidak mampu menunjukkan kepemimpinannya sehingga cara yang mudah untuk memberi
penggarahan pada anaknya yaitu dengan cara memukul. Dalam dunia rumah tangga
seorang ayah yang menggunaakan kekerasan dalam mendidik anak-anaknya seperti
memukul itu bukan berarti ayah tersebut
kuat atau keras melainkan sang ayah sudah menunjukkan kelemahan dalam
kepemimpinannya sebagai kepala rumah tangga. Seorang pemimpin harus bisa
mengendalikan orang-orang yang ia pimpin jika orang yang dipimpin tersebut
sudah tidak patuh dan melanggar dan sang pemimpin menggunakan cara kekerasan
maka pemimpin tersebut sudah pada posisi lemahnya. Dalam politik juga hampir
seperti itu jadi alat yang digunakan bukan berupa pukulan atau kekerasan dalam mengendalikan
rakyat akan tetapi, berupa uang.
Seorang penjabat yang sedang atau akan berkuasa dalam sebuah
pemerintahan. Banyak dari mereka yang mendapatkan posisi dalam pemerintahan
dengan cara-cara yang dianggap mudah seperti politik uang. Jadi dalam politik
uang suara-suara rakyat yang punya hak dalam menentukan pemimpin mereka sering
kali di beli dengan kata lain, suara mereka diganti dengan sejumlah uang dengan
syarat suara tersebut harus memilih pihak pembeli tadi. Seorang calon pemimpin
atau seorang pemimpin dalam pemerintahan haruslah sosok yang cerdas, bijaksana,
kuat dan mampu menciptakan kebijakan-kebijakan dalam mengatur, mensejahterakan
dan mengendalikan rakyatnya kerena mereka adalah seorang pemimpin. Dalam proses
menuju kepemimpinannya taupun sudah dalam posisi kepemimpinan, mereka
menggunakan uang untuk menunjang kepemimpinannya ataupun untuk menarik banyak
suara jika memang dia belum mendapat posisi tersebut. Semua yang dilakukan
mereka dalam politik uang tersebut memang dari segi luar bisa memperkuat
kekuasaan mereka atas pihak-pihak yang sudah dibelinya. Akan tetapi dari segi
internalnya uang tersebut tanda mereka lemah dalam kepemimpinannya atau lemah
dalam menggerakkan rakyat untuk mempercayai kecerdasan, kekuatan, dan
kebijaksanaannya dalam memimpin kelak. Kelemahan tersebut bisa juga mengarah
pada ketidakpercayaan diri mereka dengan kekuatan dan kecerdasan mereka dalam
mengendalikan rakyat untuk memilihnya. Calon pemimpin haruslah mampu
mengendalikan anggota-anggotanya agar tunduk dan patuh padanya. Begitupun dengan
pemimpin dalam pemerintahan haruslah bisa mengendalikan rakyat agar percaya dan
tunduk padanya yang juga untuk kesejahteraan dan kepentingan rakyat tersebut. Jika
pemimpin tersebut sudah menggunakan uang dalam proses kepemimpinannya berarti
pemimpin bukan pemimpin yang kuat dan tangguh kerena uang di jadikan alat untuk
mengendalikan rakyat agar memilih dirinya
bukan kecerdasan, ketangguhan, kebijaksanaannya dan kekuatan-kekuatan
lainnya yang di jadikan alat untuk mengendalikan rakyat untuk memilihnya. Bisa
dikatakan uang hanya digunakan untuk menutupi kelemahan-kelemahan mereka dalam
kepemimpinannya.
Akan tetapi, ini semua juga tak lepas dari peran rakyat karena
tidak ada asap jika tidak ada api artinya adanya politik uang muncul juga
karena kelemahan rakyat yang mengganggap uang adalah segala-galanya dan bisa
membeli hak-hak mereka dalam memilih. Mereka sering kali melupakan jika semua
ini juga merupakan kepentingan mereka juga karena menyangkut siapa yang akan
memimpin mereka dan nantinya juga akan mempengaruhi kehidupannya. Jadi
diharapkan rakyat juga bisa bekomitmen dengan dirinya sendiri agar tidak
menjadi objek dalam politik uang. Karena itu semua akan mencipkatan
pemimpin-pemimpin yang lemah. Jika seorang pemimpin lemah maka berpengaruh juga
pada kehidupan semua anggota yang dipimpin yaitu rakyat. Dan pada akhirnya
rakyat juga yang akan menerima hasil dari kepemimpinan yang lemah tersebut.
Jadi semua ini ada di tangan kita sebagai rakyat karena
semua dari kita dan untuk kita juga. Rakyat harus bisa melahirkan pemimpin yang
kuat dan tangguh dan semua hasilnya juga akan kita nikmati sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar